2 Masyaikh: Bangsa Indonesia pembangkit kejayaan Islam dan kawal tongkat kepemimpinan Imam Mahdi!
Jum'at, 12 Safar 1436 H / 5 Desember 2014 12:33
- See more at:
http://www.arrahmah.com/news/2014/12/05/2-masyaikh-bangsa-indonesia-pembangkit-kejayaan-islam-dan-kawal-tongkat-kepemimpinan-imam-mahdi.html#sthash.Tbdt1z1I.dpuf
Asqo bertanya :
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Apakah kita wajib Hukumnya memilih dalam pemilu ?
JAWABAN AL ARIF BILLAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA
2009/06/02 05:31
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,
Saudaraku yang kumuliakan,
tidak ada dalam islam istilah pemilihan umum, para Khulafa'ur Rasyidin tidak dipilih dengan sistem pemilihan umum,
Khalifah Abu Bakar Shiddiq ra dipilih oleh Umar ra dan kemudian sahabat lainnya menyetujui,
Khalifah Umar ra dipilih atas isyarat Khalifah Abu Bakar shiddiq ra, lalu diikuti sahabat lainnya,
Khalifah Utsman ra dipilih atas isyarat dari Khalifah Umar ra, dan disetujuii sahabat lainnya, demikian pula khalifah Ali kw, dipilih dengan isyarat dari Khalifah Utsman ra dan disetujui sahabat lainnya.
Tidak satupun khilafah islamiyah berdiri dengan pemilihan umum ( Pemilu ).
Namun perlu diketahu bahwa Rasul saw tidak merubuhkan / menjatuhkan kekuasaan para penguasa, beliau saw tetap membiarkan Abdullah bin Ubay bin Salul sebagai pimpinan Madinah, padahal ia munafik besar.
Rasul saw juga membiarkan Abu Sufyan bin Harb menjadi pemimpin Makkah dan ka'bah sebelum ia masuk islam.
Maka jelas sudah antara kita dengan umaro tidak ada masalah, kita tidak usah ikut ikut berebutan kekuasaan, kita tetap bersama aktifitas kita menjalankan syariah semampunya,
Mengenai Umaro yang bertentangan dengan syariah, ini sudah pernah terjadi dimasa para sahabat masih ada, sebagaimana riwayat shahih Bukhari bahwa para Tabiin mengadukan kepada sahabat yaitu Anas bin Malik ra akan kejahatan Khalifah Hajjaj yang banyak membantai Ulama, maka Anas bin Malik ra menjawab : bersabarlah, karena tiadalah ummat ini kecuali akan makin buruk kepemimpinannya, kudengar ini dari Nabi Kalian saw. (Shahih Bukhari).
Jelas sudah kita tidak boleh memerangi Umaro walau dholim selama mereka muslim.
Rasul saw ketika beberapa hari sebelum wafat, dalam ceramah terakhirnya beliau saw keluar dengan memakai ikat kepala karena pusing yang sangat parah dan demam, seraya bersabda : akan kalian lihat setelah aku wafat hal hal yang tidak kalian sukai, maka jika ada pemimpin yang naik diantara kalian ( muslimin, non yahudi dan nasrani atau musyrikin ), ia membuat manfaat pada ummat dan membuat mudharat pada ummat pula, maka terimalah yang baiknya dan maafkanlah kesalahannya. (Shahih Bukhari).
Dan Rasul saw juga bersabda : Taatlah pada pemimpin kalian, kecuali jika memerintahkan pada maksiat maka tidak ada taat. (Shahih Bukhari).
Maka selama mereka tidak melarang kita ibadah, tidak melarang kita shalat, tidak melarang kita puasa, tidak melarang kita ibadah fardhu lainnya, maka kita tidak boleh menentangnya.
Bukan pula harus menjadi budaknya.
Saudaraku, saya melihat Indonesia adalah salah satu negara yang paling terbuka pada kemajuan islam, saya lihat di beberapa negara lainnya sangat sulit perkembangan islam,
Saya masuk S'pore pertama kali, mereka habis habisan mempersulit dan menginterogasi saya, dan saya diikuti intelijen mereka saat ceramah di masjid masjid, sampai mereka tahu betul bahwa saya aman dan tidak mengajarkan anarki, maka mereka terbuka untuk saya, tiap kali saya ke s'pore mereka sudah maklum, foto saya sudah ada di setiap pintu imigrasi mereka, paspor saya sudah tercatat sebagai da'i yang aman, demikian istilah mereka.
Saya masuk malaysia pun dipersulit, masuk di pebatasan malaysia ( s'pore - malaysia ) saya dihujani pertanyaan macam - macam dan diinterogasi, dan saya sempat dilarang ceramah di wilayah perlis karena masuk malaysia tanpa ada konformasi untuk izin ceramah.
saya belum lama ini pulang dari Yaman, saya naik pesawat Qatariyyah dari Yaman, demi mengejar ketibaan jumat sore, karena majelis jumat malam dan sabtu malam berusaha tidak saya tinggalkan, jika saya naik dengan pesawat Yemenia air maka jadwal penerbangannya sabtu, maka saya baru tiba minggu siang, maka akan terlewatkanlah dua majelis tersebut.
Singkat kata saya naik Qatariyah, sebagaimana kita tahu bahwa Qatar adalah salah satu negara arab yang islami ( konon ), saya kaget, karena saya duduk di First class dan ditawari minuman, saya memilih air putih, namun ia menjelaskan bahwa itu adalah arak putih.. Astaghfirullah..,
Saya ajak ia bicara ( pramugara / pramugari ) dengan bahasa arab ia jawab : No speak arabic, we speak english..!
Aduh.. ini kan penerbangan dari negeri islami (konon).
Arak terus ditawarkan dan dituangkan pada penumpang didepan muka saya, ingin rasanya saya berdiri dan melabrak mereka, kalian ini muslimin, negara arab, koq begini kelewatan..??, tapi saya menahan diri, dan mereka juga tampak segan dan malu malu, namun tetap menjalankan tugasnya
Lalu penerbangan itu transit di Dauha ( ibukota Qatar ), saya lebih kaget lagi, tidak ada satupun orang mau berbicara bahasa arab.., saya hanya ingin bertanya tetap semua orang menolak berbahasa arab.., gila, ini kalau saya ke Jakarta lalu di Bandara orang menolak berbahasa Indonesia kan mustahil..??, bagaimana di negeri arab orang menolak berbahasa arab..?
Lalu penerbangan diteruskan ke Jakarta, penumpang kelas economy kebanyakan TKI dan TKW yang pulang ke indonesia, maka para pramugari / pramugara tau betul bahwa kita akan subuh diudara, dan mereka tahu orang orang indonesia ini pasti akan shalat, akan wudhu beramai ramai dan mengotori toilet, maka mereka padamkan petunjuk arah kiblat, padahal arah kiblat selalu ada disemua penerbangan yang menuju ke wilayah timur tengah,
Tidak ada arah kiblat, tv monitor hanya menayangkan film dan film, lalu sesekali ditayangkan kecepatan pesawat, suhu didalam dan diluar, namun arah kiblat tetap tidak ditampilkan..
Waktu mulai fajar saya ke toilet dan mereka sudah maklum, saya wudhu dan sengaja didepan mereka saya minta izin sholat ( tempat kosong untuk duduk para pramugari dekat pintu, merekapun menyilahkan saya dan cepat cepat menutup tirai agar jamaah muslimin di kelas ekonomi tidak melihat saya shalat.
Selepas saya sholat saya kembali ke kursi, saya lihat ada seorang pramugara berwajah arab yang terlihat bekas wudhu dan baru shalat juga, dia saya tatap dengan tajam, dia menunduk malu dan terus pergi..
inilah keadaan mereka dan pemerintahan mereka..
Saya lalu transit di singapura, jumpa dengan seorang teman yang baru pulang dari Turki, ia cerita bahwa disana tidak berani orang muslim memakai asesoris islam, karena akan dipanggil dan di interogasi, mereka hanya berani pakai peci putih atau sorban di masjid saja, diluar mereka tidak berani mengenakannya, karena kerasnya pemerintahan melarang perkembangan islam, masya Allah... Turki adalah wilayah islam.., banyak makam para sahabat Nabi saw, subhanallah..
Lalu juga ketika saya kunjung ke Amman, ibukota Jordan, saya tinggal sebulan disana, naudzubillah.., kota itu sepi dari adzan, semua masjid tidak boleh adzan dengan speaker luar, hanya speaker dalam saja, tidak seperti di indonesia orang bebas berkoar koar di speaker sebelum subuh dan kapanpun..
Majelis taklim pun tidak ada yang ramai, saya diundang hadir haul Ahlu Badr, katanya acara besar tahunan dan banyak yang hadir, namun ketika saya hadir tenyata yang datang sekitar dua puluh orang saja, saya hanya membatin.. duh.. ini acara besar ??, yg hadir cuma puluhan seperti ini..??.
Padahal Jordan pemimpin negaranya adalah habaib, berbangsa syarif dari keturunan sayyidna Hasan bin Ali kw.
Nah saudaraku, contoh contoh diatas saya kemukakan betapa bobroknya negara islam didunia ini, sungguh pemerintah indonesia sangat longgar untuk islam, masjid bebas adzan bahkan seluruh tahlil, doa dan lain sebagainya panjang panjang mulai jam 3 subuh pun tidak dilarang, majelis bebas dihadiri ribuan orang malah polisi turun untuk mengamankan, 12 rabiul awal dijadikan hari tanggal merah,
Presiden ikut maulidan, ikut majelis taklim, wakil presiden bolak balik hadir majelis dzikir, tv ikut - ikut menayangkan dan merelay majelis2, sungguh pemerintah indonesia sangat terbuka dan bebas..
Mengenai kerusakan yang terjadi pada para umaro, tugas kitalah membenahinya, mendekatinya, menasihatinya, tanpa mengambil bantuan moril dari mereka karena itu sangat berbahaya, itu bisa menjatuhkan kehormatan ulama dihadapan umaro,
Ulama harus dihormati sebagai guru dan penuntun ummat, bukan antek umaro dan budak..
Ulama menasehati semampunya, membenahi semampunya, sisanya pasrahkan pada Allah swt..
Sebenarnya pembenahan ini mudah, sebagaimana stasion2 tv yang selalu menayangkan acara yang merusak mental ummat, saya pernah menegur mereka langsung, kalian terlibat akan dosa ummat indonesia ini, kenapa terus menayangkan tayangan - tayangan yang merusak..??
Jawaban mereka pada saya singkat saja : kami hanya mengikuti maunya masyarakat bib, jika masyarakat maunya acara islami, seperti saat ramadhan, maka kami tayangkan acara islami, tidak ada pornografi, semua artis wanita sopan dan berjilbab, tapi karena masyarakat maunya diselain ramadhan acara fulgar, maka kami ikuti saja, kami hanya ikuti selera masyarakat..
Jelas sudah kunci pembenahan adalah pada masyarakat itu sendiri
Mengenai fatwa yang mengharamkan golput, adalah kerisauan ulama akan berkuasanya faham liberal dan kekuatan musuh islam dibawah kepemimpinan pemimpin muslim yang pro kepada musuh islam, maka wajib setiap muslim memilih, agar mereka membantu menghambat terpilihnya pemimpin yang buruk dan merusak islam pula.
Demikian maksud mereka yang mengharamkan itu, namun secara nash dari syariah tidak ada kewajiban harus nyoblos, maka kembali pada pribadi muslim masing - masing.
Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dengan segala cita cita,
Wallahu a'lam
Bila kalian melihat keluarnya PASUKAN MEMBAWA BENDERA HITAM dari KHURASAN, maka datangilah walau dengan merangkak, sungguh dalam pasukan itu TERDAPAT KHALIFATULLAH ALMAHDI". Hadits ini memenuhi persyaratan Shahih Bukhari dan Muslim.
(Mustadrak 'alaa Shahihain hadits no.8531).
"Bila kalian melihat bendera hitam muncul dari khurasan, maka datanglah (sambutlah) walau dengan merangkak" (HR Ahmad),
maka keterangannya menjelaskan : "maka muncullah dari khurasan kelompok dan didepannya (salah satu pemukanya) seorang pemuda belia dari Tamim (Bani Tamim), berkulit kuning, berjanggut tidak tebal, namanya syu'aib bin shalih At Tamimi, dan terjadi peperangan antaranya dengan Sufyani dan terjadi peperangan yg hebat di baidha dst...".
(Isya'ah li asyraatissaa'ah, oleh Al Imam
Muhammad Al Barzanji hal 190).
Diriwayatkan bahwa seseorang dari bani hasyim akan memimpin dakwah sebelum kebangkitan Imam Mahdi,diriwayatkan pula ada 30 orang shalih yg mendahului kebangkitan Imam Mahdi. Teriwayatkan bahwa Syu'aib soleh At Tamimi ( seorang Pemuda dari Bani Tamim) akan muncul pula sebagai pendukung Imam Mahdi
(Isya'ah Li asyrathissa'ah, lil 'allaamah Syeikh Muhammad Albarzanjiy hal 190)
Suatu saat kami duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina. Kami katakan pada beliau,
“Ya Syaikh, berbagai telaah menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa ‘Arab bersatu. Bagaimana pendapat Anda?”
Beliau tersenyum. “Tidak begitu ya Ukhayya”, ujarnya lembut. “Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa yang dipilihNya di antara hambaNya; Dia genapkan untuk mereka syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama & kejayaan itu.”
“Pada kurun awal”, lanjut beliau, “Allah memilih Bangsa ‘Arab. Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, & beberapa penguasa Daulah ‘Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para punggawanya menyimpang, Allahpun mencabut amanah penjayaan itu dari mereka.”
“Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan mereka datang menyokong Daulah ‘Abbasiyah. Maka penyangga utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak ‘Ulama & Cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan orang Persia.”
“Lalu ketika Bangsa Persia berpaling & menyimpang, Allah cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya
“Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz, Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk.”
“Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu pada Bangsa Turki; ‘Utsman Orthughrul & anak turunnya, serta khususnya Muhammad Al Fatih.”
“Ketika Daulah ‘Aliyah ‘Utsmaniyah ini berpaling juga, Allah cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini.”
Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan wajahnya pada kami lalu berkata. “Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima Islam, bangsa kalianlah; yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek”, katanya sedikit tertawa, “Yang belum pernah ditunjuk Allah untuk memimpin penzhahiran agamanya ini.”
“Dan bukankah
Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam mereka? Dulu para ‘Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah ‘Abbasiyah sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah ‘Umawiyah. Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko, sampai Merauke”, ujar beliau terkekeh.
“Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam.”
“Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang di garis depan. Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar menanti kalian datang. Bersabar hingga kita bersama shalat di Masjidil Aqsha yang merdeka insyaallah.”
Ah.. Campur aduk perasaan, tertusuk-tusuk rasa hati kami di Jogokariyan mendengar ini semua. Ya Allah, tolong kami, kuatkan kami..
Tulisan Ustaz Salim A Fillah
Firasat Syeikh Al Mujahid Abu Mushab Az Zarqawi Pemimpin Al Qaeda Iraq saat invasi Amerika Serikat atas nama penggulingan Saddam Husein...
Perhatikan Bangsa Timur, mereka akan di pilih oleh Allah Jala Jalaluh untuk mengawal tongkat kepemimpinan Imam Mahdi dan saya menganggap mereka adalah Muslimin Melayu Indonesia.
Wallahu a'lam bish shawab.
Di utarakan Ustaz Mas'ud Akrom Syahid
Indonesia Benua Atlantis Yang Hilang Prof. Arysio Santos
Tahun 1949, benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter) yang diduga situs kapal Nabi Nuh AS ditemukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.
Kemudian, dimuat dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional Turki menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya sekitar 150 meter. Lalu, penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark) terus berlanjut hingga kini.
Pemotretan yang dilakukan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos, pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, memperkuat bukti dugaan kapal Nabi Nuh AS itu.
Kini ada penelitan terbaru tentang dari mana kapal Nabi Nuh AS itu berangkat. Atau di mana kapal Nabi Nuh AS itu dibuat?
Gabungan peneliti arkeolog-antropologi dari dua negara, China dan Turki, yang beranggotakan 15 orang, sekaligus pembuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh AS itu, menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang, dan paku.
Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan. Apa itu? Bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS berasal dari kayu jati purba yang ada di Pulau Jawa.
Mereka telah meneliti ratusan sampel kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100% cocok dengan sampel fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS.
Sebagaimana diungkap oleh Yeung Wing, pembuat film dokumenter The Noah’s Ark, saat melakukan konfrensi pers di Hongkong, Senin ( 26 / 4 / 2010 ).
“Saya meyakini 99%, bahwa situs kapal di Gunung Ararat, Turki, merupakan fosil Kapal Nuh AS yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu, setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya gleser di kedua kutub,” kata Yeung Wing
Dr.Mehmet Salih Bayraktutan PhD, yang sejak 20 Juni 1987 turut meneliti dan mempopulerkan situs Kapal Nabi Nuh AS, mengatakan, "Perahu ini adalah struktur yang dibuat oleh tangan manusia.”
Dalam artikelnya juga mengatakan, lokasinya di Gunung Judi (Ararat) yang disebut dalam Alquran, Surat Hud Ayat 44. Sedangkan dalam injil: Perahu itu terdampar di atas Gunung Ararat (Genesis 8 : 4).
Menurut peneliti The Noah’s Ark, kapal dibuat di puncak gunung oleh Nabi Nuh AS, tak jauh dari desanya. Lalu berlayar ke anta beranta, saat dunia ditenggelamkan oleh banjir besar.
Berbulan-bulan kemudian, kapal Nabi Nuh AS merapat ke sebuah daratan asing. Ketika air berangsur surut, maka tersibaklah bahwa mereka terdampar di puncak sebuah gunung.
Bila fosil kayu kapal itu menunjukan berasal dari kayu jati, dan itu hanya tumbuh di Indonesia pada zaman purba, boleh jadi Nabi Nuh AS dan umatnya dahulu tinggal di sana.
Saat ini, kita dapat saksikan dengan satelit, bahwa gugusan ribuan pulau itu (Nusantara), dahulu merupakan daratan yang luas.
Sedangkan, Dr Bill Shea, seorang antropolog, menemukan pecahan-pecahan tembikar sekitar 18 meter dari situs kapal Nabi Nuh AS. Tembikar ini memiliki ukiran-ukiran burung, ikan, dan orang yang memegang palu dengan memakai hiasan kepala bertuliskan Nuh.
Dia menjelaskan, pada zaman kuno, barang-barang tersebut dibuat oleh penduduk lokal di desa itu untuk dijual kepada para peziarah situs kapal. “Sejak zaman kuno hingga saat ini, fosil kapal tersebut telah menjadi lokasi wisata,” ujar Bill Shea.
Wallahua'lam Bishawab
Selain dari manuskrip kuno peninggalan Plato, kemungkinan besar
Atlantis terletak di Indonesia dikuatkan melalui metode Quranic
Archeology, atau penelitian dari teks-teks kitab suci Al Quran yang
dilakukan oleh Kepala Arkeolog Penelitian Gunung Padang, Ali Akbar.
"Meneliti dari manuskrip Al Quran dibolehkan karena dalam arkeologi, Al Quran adalah artefak," papar Ali Akbar yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang bertajuk "Bencana dan Peradaban" serta peluncuran buku "Plato Tidak Bohong, Atlantis Ada di Indonesia" karya Danny Hilman yang berjudul di Gedung Krida Bhakti kompleks Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Disebutkan dia, pada faktanya nabi-nabi sebelum nabi Ibrahim yang disebutkan dalam Al-Qur'an tidak ada identifikasi geografi dimana mereka itu diturunkan.
"Nabi Adam, Nuh, Hud, Idris, Saleh dan seterusnya, itu tidak disebut dimensi ruangnya, tidak jelas dari mananya, baru kemudian Nabi Yusuf disebutkan dari Mesir. Nabi-nabi pra Ibrahim tidak disebutkan," papar Ali
Namun dari segi waktu, dapat diperkirakan waktunya adalah antara 25 ribu sampai 5000 tahun sebelum masehi. Dimana yang mengejutkan, dalam rentang tahun ini terjadi kekosongan sejarah dimana belum ditemukan penjelasan tentang kejadian sejarah apa saja yang terjadi pada kurun waktu itu.
"Fakta ini membuat seluruh kemungkinan menjadi mungkin. Karena kosongnya sejarah ini maka semuanya jadi mungkin. Karenakan tidak ada tertulis di Al-qur'an dimana sebenarnya nabi-nabi itu," tambahnya.
Sebagai contoh, disebutkan Ali Akbar tidak pernah disebutkan dimanakah Nabi Adam AS diturunkan dari surga. Yang disebutkan hanya Nabi Nuh, yang bahteranya mendarat di bukit Ararat.
"Tapi bukit Ararat itu dimana? Berangkatnya juga dari mana? Selain itu, umatnya para nabi terdahulu ini disebutkan hancur karena menyembah berhala. Berhala itu batu, berarti itu megalithikum, dan kita bisa menemukan seluruh situs Megalithikum di seluruh dunia," ujarnya.
Karenanya, kemungkinan bahwa bangsa-bangsa terdahulu berasal dari Atlantis yang juga kemungkinannya ada di Indonesia menjadi terbuka lebar.
"Fakta bahwa Atlantis berada pada sekitar 11 ribu tahun yang lalu menjadi mungkin saja,"
"Meneliti dari manuskrip Al Quran dibolehkan karena dalam arkeologi, Al Quran adalah artefak," papar Ali Akbar yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang bertajuk "Bencana dan Peradaban" serta peluncuran buku "Plato Tidak Bohong, Atlantis Ada di Indonesia" karya Danny Hilman yang berjudul di Gedung Krida Bhakti kompleks Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Disebutkan dia, pada faktanya nabi-nabi sebelum nabi Ibrahim yang disebutkan dalam Al-Qur'an tidak ada identifikasi geografi dimana mereka itu diturunkan.
"Nabi Adam, Nuh, Hud, Idris, Saleh dan seterusnya, itu tidak disebut dimensi ruangnya, tidak jelas dari mananya, baru kemudian Nabi Yusuf disebutkan dari Mesir. Nabi-nabi pra Ibrahim tidak disebutkan," papar Ali
Namun dari segi waktu, dapat diperkirakan waktunya adalah antara 25 ribu sampai 5000 tahun sebelum masehi. Dimana yang mengejutkan, dalam rentang tahun ini terjadi kekosongan sejarah dimana belum ditemukan penjelasan tentang kejadian sejarah apa saja yang terjadi pada kurun waktu itu.
"Fakta ini membuat seluruh kemungkinan menjadi mungkin. Karena kosongnya sejarah ini maka semuanya jadi mungkin. Karenakan tidak ada tertulis di Al-qur'an dimana sebenarnya nabi-nabi itu," tambahnya.
Sebagai contoh, disebutkan Ali Akbar tidak pernah disebutkan dimanakah Nabi Adam AS diturunkan dari surga. Yang disebutkan hanya Nabi Nuh, yang bahteranya mendarat di bukit Ararat.
"Tapi bukit Ararat itu dimana? Berangkatnya juga dari mana? Selain itu, umatnya para nabi terdahulu ini disebutkan hancur karena menyembah berhala. Berhala itu batu, berarti itu megalithikum, dan kita bisa menemukan seluruh situs Megalithikum di seluruh dunia," ujarnya.
Karenanya, kemungkinan bahwa bangsa-bangsa terdahulu berasal dari Atlantis yang juga kemungkinannya ada di Indonesia menjadi terbuka lebar.
"Fakta bahwa Atlantis berada pada sekitar 11 ribu tahun yang lalu menjadi mungkin saja,"
Hasil
penelitian para arkeolog dari Turki dan China menyebutkan, bahwa kayu
yang digunakan untuk membuat kapal Nabi Nuh Alaihi Salam (AS) merupakan
kayu jati purba yang berasal dari Pulau Jawa. Bagaimana sejarahnya?
Tahun 1949, benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter) yang diduga situs kapal Nabi Nuh AS ditemukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.
Kemudian, dimuat dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional Turki menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya sekitar 150 meter. Lalu, penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark) terus berlanjut hingga kini.
Pemotretan yang dilakukan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos, pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, memperkuat bukti dugaan kapal Nabi Nuh AS itu.
Kini ada penelitan terbaru tentang dari mana kapal Nabi Nuh AS itu berangkat. Atau di mana kapal Nabi Nuh AS itu dibuat?
Gabungan peneliti arkeolog-antropologi dari dua negara, China dan Turki, yang beranggotakan 15 orang, sekaligus pembuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh AS itu, menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang, dan paku.
Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan. Apa itu? Bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS berasal dari kayu jati purba yang ada di Pulau Jawa.
Mereka telah meneliti ratusan sampel kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100% cocok dengan sampel fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS.
Sebagaimana diungkap oleh Yeung Wing, pembuat film dokumenter The Noah’s Ark, saat melakukan konfrensi pers di Hongkong, Senin (26/4/2010).
“Saya meyakini 99%, bahwa situs kapal di Gunung Ararat, Turki, merupakan fosil Kapal Nuh AS yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu, setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya gleser di kedua kutub,” kata Yeung Wing
source: http://daerah.sindonews.com/read/947896/29/benarkah-kayu-kapal-nabi-nuh-as-berasal-dari-pulau-jawa-1420710677
Tahun 1949, benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter) yang diduga situs kapal Nabi Nuh AS ditemukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.
Kemudian, dimuat dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional Turki menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya sekitar 150 meter. Lalu, penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark) terus berlanjut hingga kini.
Pemotretan yang dilakukan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos, pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, memperkuat bukti dugaan kapal Nabi Nuh AS itu.
Kini ada penelitan terbaru tentang dari mana kapal Nabi Nuh AS itu berangkat. Atau di mana kapal Nabi Nuh AS itu dibuat?
Gabungan peneliti arkeolog-antropologi dari dua negara, China dan Turki, yang beranggotakan 15 orang, sekaligus pembuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh AS itu, menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang, dan paku.
Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan. Apa itu? Bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS berasal dari kayu jati purba yang ada di Pulau Jawa.
Mereka telah meneliti ratusan sampel kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100% cocok dengan sampel fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS.
Sebagaimana diungkap oleh Yeung Wing, pembuat film dokumenter The Noah’s Ark, saat melakukan konfrensi pers di Hongkong, Senin (26/4/2010).
“Saya meyakini 99%, bahwa situs kapal di Gunung Ararat, Turki, merupakan fosil Kapal Nuh AS yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu, setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya gleser di kedua kutub,” kata Yeung Wing
source: http://daerah.sindonews.com/read/947896/29/benarkah-kayu-kapal-nabi-nuh-as-berasal-dari-pulau-jawa-1420710677













Tidak ada komentar:
Posting Komentar